Perkembangan Model Kemandirian Asuhan Keperawatan Restoratif Berbasis Self Care Pada Penderita Stroke Iskemik

mendrofa, fery agusman Motuho (2015) Perkembangan Model Kemandirian Asuhan Keperawatan Restoratif Berbasis Self Care Pada Penderita Stroke Iskemik. Doctoral thesis, Stikes Karya Husada Semarang.

[img]
Preview
Text
CamScanner 04-08-2021 08.04.pdf

Download (4MB) | Preview

Abstract

Penyakit stroke merupakan penyebab utama kematian dan kecacatan. Penyakit stroke merupakan urutan ke dua penyebab kematian setelah penyakit jantung. Laporan WHO menyebutkan 5.7 juta orang meninggal akibat penyakit stroke dan merupakan penyumbang angka kematian sebesar 9.7% dari total kematian. Angka laju kejadian kecacatan penyakit stroke di Indonesia dalam setiap harinya sebesar 8/1000 penderita. Kejadian penyakit stroke di Kota Semarang berdasarkan laporan Dinas Kesehatan Kota Semarang didapatkan bahwa peningkatan kasus stroke 5 kali selama periode tahun 2005 sampai tahun 2010. Penyakit stroke yang berkepanjangan menyebabkan terjadinya gangguan fungsi fisik, fungsi psikologis, fungsi sosial dan fungsi lingkungan. Penyakit stroke menyebabkan kecacatan berkepanjangan, sekitar 50% mengalami hemiparesis, 30% tidak dapat berjalan tanpa bantuan dan 26% mengalami keterbatasan pemenuhan kebutuhan sehari-hari, kesulitan berkomunikasi 51%, gangguan kognitif 64%, gangguan kemandirian 86%, risiko jatuh 87%, penurunan kemandirian dalam tidur, duduk 88%, penurunan keseimbagan 86%, kelemahan dalam gerak 83%, dan kelemahan setelah menderita stroke 92%. Kecacatan pada penderita stroke dapat disebabkan oleh kondisi jatuh yang dialami oleh penderita. Penderita stroke dengan kecacatan memerlukan manajemen penatalaksanaan untuk menghindari penyakit yang lebih buruk. Penatalaksanaan diutamakan pada perawatan penderita stroke. Perawatan penderita stroke difokuskan terhadap kebutuhan penderita secara holistik baik dari penderita, keluarga baik perawatan fisik, psikologi, kognitif, emosi, agama dan sosial. Perawatan penderita stroke melibatkan berbagai disiplin profesi yang berkerja secara tim dan terintegrasi. Penderita stroke memerlukan upaya pemulihan terhadap kondisi gejala yang telah dideritanya. Upaya perawatan yang tepat bagi penderita stroke difokuskan pada upaya perawatan diri bagi penderita stroke dalam mencapai kemandirian penderita stroke. Upaya perawatan penderita stroke lebih tepat dilakukan melalui pendekatan perawatan yang bersifat restorative. Perawatan restorative menekankan pada aspek kemampuan yang dimiliki oleh penderita itu sendiri. Model perawatan penderita stroke yang selama ini baru menitikberatkan pada aspek medis dan upaya pemulihan dari kondisi kecacatan. Perawatan yang bersifat meningkatkan kemampuan diri penderita dan keluarga belum sepenuhnya dilakukan. Disain penelitian ini merupakan desain pengembangan model yang meliputi tahapan 3 tahapan yaitu assessment, pengembangan model dan implementasi model. Besar sampel pada tahap assessment sebesar 65 responden dan pada tahap implementasi model sebesar 6 responden. Pengambilan sampel didasarkan pada kriteria inklusi dan eksklusi penelitian. Analisis data dilakukan dengan analisis uji beda pada tahap assessment dan tahap implementasi model. Analisis permodelan dengan analisis SEM dilakukan pada tahap pengembangan model. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebutuhan self care pada penderita stroke sebagian besar di bahwa nilai median (56.9%) dan kebutuhan spiritual (53.8%), sedangkan kebutuhan self care diatas nilai median adalah kebutuhan psikologi (56.9%) dan kebutuhan emosi (60.0%). Dukungan keluarga sebagian besar diatas nilai rata-rata adalah dukungan informasional 53.8%., instrumental 80%, dukungan penghargaan 58.5% dan dukungan emosional 66.2%. Asuhan keperawatan sebagian besar asuhan keperawatan pada self efficacy rendah (61.5%), self management tinggi (55.4%) dan self regulation tinggi (63.1%). Kemampuan self care dibawah nilai rata-rata pada aspek makan 67.7%, mandi 61.5%, berhias 66.2%, berpakaian 73.8%, BAB 76.9%, toilet 75.4% dan transfer 66.2%, sedangkan indikator rendah terjadi pada indikator BAK 61.5% Model perawatan penderita stroke menunjukkan bahwa kebutuhan self care berdampak terhadap self care agency, asuhan keperawatan dan self care insan penderita stroke, sedangkan dukungan keluarga pada perawatan selama ini tidak signifikan terkait dengan asuhan keperawatan penderita stroke. Dukungan keluarga masih rendah yang ditunjukkan oleh jalur dukungan keluarga terhadap asuhan keperawatan pada insan penderita stroke tidak signifikan λ = -1.04. Kebutuhan self care signifikan mempengaruhi self care λ = 1.05. Kebutuhan self care signifikan mempengaruhi terhadap self care agency λ = 0.92, Kebutuhan self care signifikan mempengaruhi terhadap asuhan keperawatan λ = 1.71. Self care agency tidak signifikan terhadap self care λ = -0.03. Asuhan keperawatan tidak signifikan mempengaruhi self care agency λ = 0.01. Kesimpulan pada penelitian ini adalah dukungan keluarga terhadap perawatan kemandirian pasien stroke masih relatif rendah. Dukungan keluarga terhadap perawatan pasien stroke paling rendah adalah pada dukungan informasi. Dukungan keluarga tidak signifikan mempengaruhi asuhan perawatan penderita stroke yang berjalan di rumah sakit. Kebutuhan kemandirian pasien stroke masih rendah terutama pada kebutuhan kemandirian terkait aspek fisik. Kemampuan asuhan keperawatan pasien stroke masih rendah terutama pada kemampuan self efficacy penderita stroke. Kemandirian kebutuhan perawatan diri masih rendah terutama pada kebutuhan perawatan berhias. Model perawatan restorative lebih efisien dan menjamin sustainable perawatan setelah dari rumah sakit untuk kemandirian perawatan pasien stroke dalam upaya kemandirian pemenuhan kebutuhan sehari-hari. Temuan baru pada penelitian ini adalah model kemandirian asuhan perawatan pasien stroke melalui alur proses asuhan perawatan dengan tahapan proses self efficacy, self management dan self regulation dan pada akhirnya mencapai self care pada pasien stroke dan keluarga dalam melakukan asuhan keperawatan. Pentingnya menggali kemampuan kemandirian pasien stroke dan keluarga untuk terlibat dalam perawatan penderita stroke melalui model perawatan restorative. Perawatan yang selama ini berjalan di rumah sakit tidak melibatkan keluarga baik dalam support emosional maupun spiritual dalam upaya pemberian perawatan pasien stroke. Dukungan dan peran keluarga yang rendah dalam perawatan penderita stroke menyebabkan rendahnya kemandirian penderita stroke dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. Suatu model perawatan baru yang melibatkan kemandirian keluarga pasien stroke merupakan solusi perawatan yang sesuai dibutuhkan bagi penderita stroke karena penyakit stroke bersifat lama dan membutuhkan biaya besar sehingga keandirian keluarga dan penderita sangat tepat dalam mendukung kemandirian perawatan pasien stroke. Perawatan restorative lebih efektif dalam meningkatkan kemandirian pasien stroke untuk mengurangi ketergantungan perawatan dan perawatan restorative meningkatkan pemenuhan kebutuhan sehari-hari bagi pasien stroke. Kemandirian perawatan dilakukan melalui tahapan proses peningkatan self efficacy, kemudian self management, kemudian self regulation dan akhir dari capaian kemandirian adalah self care.

Item Type: Thesis (Doctoral)
Subjects: R Medicine > RT Nursing
Divisions: Faculty of Medicine, Health and Life Sciences > School of Medicine
Depositing User: Mr Fery Agusman Motuho Mendrofa
Date Deposited: 19 Apr 2021 03:09
Last Modified: 19 Apr 2021 03:09
URI: http://eprints.unkaha.ac.id/id/eprint/360

Actions (login required)

View Item View Item