HUBUNGAN TINGKAT STRESS DENGAN SIKLUS MENSTRUASI PADA REMAJA PUTRI SEKOLAH MENENGAH ATAS 15 KOTA SEMARANG

Sari

Hasil survey pada remaja putri kelas XII di Sekolah Menengah Atas 15 Kota Semarang terhadap 10 remaja putri. Hasil dari wawancara peneliti bahwa 7 orang (70%) mengatakan stres menyebabkan siklus menstruasi tidak lancar (siklus menstruasi < 21 atau > 35 hari) dan 3 orang (30%) diantaranya bahwa stres tidak mempengaruhi siklus menstruasi (siklus menstruasi 21-35 hari).Untuk mengetahui hubungan tingkat stress dengan siklus menstruasi pada remaja putri. Jenis penelitian adalah analitik korelasi. Desain penelitian ini menggunakan cross sectional. Populasi penelitian adalah siswi kelas XII sebanyak 211 orang. Sampel penelitian adalah siswi kelas XII sebanyak 138 orang. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah proportional random sampling. Tingkat stress pada remaja putri sebagian besar tidak mengalami stress sebanyak 89 responden (64,5%). Siklus menstruasi pada remaja putri sebagian besar normal sebanyak 111 responden (80,4%). Ada hubungan tingkat stress dengan siklus menstruasi pada remaja putri (P-value = 0,000). Bagi remaja putri diharapkan sedapat mungkin menghindari stres supaya siklus menstruasi tidak terganggu karena adanya perubahan hormonal akibat stres. Bagi remaja putri dalam menghadapi stres agar menjadikan stres sebagai suatu motivasi bukan sebagai suatu tekanan sehingga tidak berakibat buruk bagi kesehatan, salah satunya siklus menstruasi.